MAKALAH REPRODUKSI
STRUKTUR DAN ORGAN
REPRODUKSI PADA WANITA
Nama Kelompok :
1. Agustin Krisdari M
(1210001BP )
2. Dyah Hartati (
1210011BP )
3. Marcellina Moi (
1210021BP )
PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN JALUR B6
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
T.A 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Anatomi Fisiologi
Alat Reproduksi Wanita ” dengan baik tanpa halangan apapun.
Penulis menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna,karena manusia
pasti mempunyai kekurangan. Penulis juga tidak lepas dari sifat kekurangan
itu,sehingga apa yang tertulis dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
walaupun penulis usahakan semaksimal mungkin. Oleh karena itu, penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi menjadi
lebih sempurna.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala jasa,
kebaikan-kebaikan, serta bantuannya yang telah diberikan kepada penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini memberikan manfaat
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Penyusun
Kelompok 2 b6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan reproduksi merupakan pelayanan keperawatan profesional
yang meliputi pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
reproduksi, masalah yang terjadi pada remaja, rencana kehamilan, kehamilan,
persalinan dan nifas, serta perawatan bayi baru lahir sampai dengan usia 28
hari.
Sebagai langkah awal untuk memberikan asuhan keperawatan pada
reproduksi, perlu adanya pemahaman tentang anatomi dan fisiologi sistem
reproduksi. Hal tersebut sangat penting untuk lebih memahami proses-proses yang
terkait dengan sistem reproduksi seperti proses menstruasi, konsepsi kehamilan
dan lain-lain.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami bentuk dan fungsi alat-alat
reproduksi pada wanita sebagai dasar dan pedoman dalam mempelajari dan
memberikan asuhan keperawatan pada sistem reproduksi wanita.
1.3 Ruang Lingkup
Makalah ini membahas tentang anatomi dan fisiologi sistem
reproduksi pada wanita.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Anatomi Fisiologi
Reproduksi Wanita
Alat reproduksi wanita
terdiri atas:
1. Alat reproduksi primer : ovarium
2. Alat reproduksi sekunder
a. Saluran dengan
bagian-bagiannya, terdiri atas: tuba, uterus, cervix dan vagina.
b. Kelenjar-kelenjar lendir, kelenjar susu
(glandula mammae)
c.
Vulvae terdiri atas bagian-bagian: mons veneris, clitoris, labia mayora, labia
minora dan vestibulum.
Ovarium, saluran genitalia dan kelenjar lendir sepanjang saluran
genitalia merupakan organ genitalia interna, sedang vulve dan kelenjar susu
merupakan organ genitalia eksterna.
Sistem produksi wanita tidak memiliki kelenjar asesori sebagai
organ khusus seperti pada pria, tetapi hanya kelenjar lendir-lendir saja yang
berada di dalam saluran. Kelenjar susu (glandula mamae) sesungguhnya termasuk
sistem kulit, akan tetapi karena fungsi dan tabit strukturnya ia tergolong ke
dalam sistem reproduksi.
2.2 Organ Eksternal
a. Mons Veneris
Bagian yang menonjol yang meliputi bagian depan simpisis pubis dan
terdiri dari jaringan lemak, setelah pubertas tertutup rambut.
b. Labia Mayora
Labia mayora kiri & kanan bersatu disebelah belakang &
merupakan batas depan dari perineum, disebut COMMISURA POSTERIOR (Frenulum).
Terdiri dari dua
permukaan:
·
Bagian Luar: Menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut.
·
Bagian dalam: Menyerupai selaput lendir & mengandung banyak
kelenjar sebacea Homolog dengan scrotum laki-laki
c. Labia Minora
·
Lipatan sebelah dalam dari labia mayora
·
Kedua lipatan bertemu diatas disebut PREPUTIUM CLITORIDIS dan
dibawah clitoris disebut FRENULUM CLITORIDIS.
·
Dibagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orificium
vagina bersatu disebut FOURCHET (hanya nampak pada wanita yang belum pernah
melahirkan anak).
d. Clitoris
·
Merupakan suatu tunggul yang erectil.
·
Mengandung banyak urat syaraf sensoris dan pembuluh darah
·
Analog dengan penis laki-laki
e. Vestibulum
·
Merupakan rongga yang berada diantara kedua labia minora
·
Pada vestibulum terdapat muara dari:
a.
Vagina
b.
Urethra
c.
Kelenjar Bartholini(2)
d. Kelenjar(2), disamping
urethra
f. Glandula Vestibularis Mayoris Bartholini
·
Kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina
·
Mengeluarkan sekret mukus terutama pada waktu coitus.
g. Hymen
·
Lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus
vagina.
·
Normal berlubang = sebesar ujung jari (bila tertutup disebut hymen
occlusivum).
·
Pada multipata hanya tinggal sisa-sisa kecil pada pinggir
introitus disebut carunculae myrtiformis.
h. Fourchette
Lipatan yang terbentuk dari gabungan labia majora dan labia
minora, tipis dan rata. Diantara fouchette dan hymen terdapat fossa
navicularis.
i.Perineum
Terdiri dari kulit yang
ditutupi otot-otot, terletak antara introitus vagina dan anus.
2.3
Organ Internal
a.Vagina
Suatu saluran musculo membranosa yang menghubungkan uterus dengan
vulva. Terletak antara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina
berukuran 9cm lebih pendek dari dinding belakang yang berukuran 11cm. Pada
dinding vagina terdapat lipatan-lipatan yang berjalan sikuler dan disebut
rugae, terutama pada bagian bawah vagina.
Setelah
melahirkan, sebagian dari rugae akan menghilang. Ke dalam puncak vagina
menonjol ujung dari cervix yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Oleh portio
ini, puncak vagina dibagi menjadi 4 bagian:
·
Forniks anterior
·
Forniks posterior dan
·
Forniks lateral kanan dan kiri
Vagina mendapat darah
dari:
a.
Arteri auterine yang melalui cabangnya ke cervix dan vagina
memberikan darah 1/3 bagian atas vagina.
b.
Anteria vesikilis inferior yang melalui cabangnya memberi darah ke
vagina bagian 1/3 tengah.
c. Ateria haemorrhoidalis
mediana dan arteria pundendus iterna yang memberikan darah 1/3 bagian bawah
vagina. Darah kembali melalui pleksus vena yang ada, antara lain pleksus
pampiniformis, ke vena hipogastrika dan vena iliaka ketas.
Vagina mempunyai faal
penting:
a.
Sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah
waktu haid dan sekret dari uterus.
b.
Sebagai alat coitus
c. Sebagai jalan lain pada
waktu partus.
Sel-sel dari lapisan atas epitel vagina mengandung glycogen.
Glycogen ini menghasilkan asam susu oleh karena adanya bacil-bacil
doderlainhinga vagina mempunyai rekasi asam dengan ph 4,5 dan ini memberikan
proteksi terhadap invasi kuman.
b. Uterus
Bentuknya seperti buah advokat atau pear yang sedikit gepeng ke
arah muka belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.
Dindingnya
terdiri dari otot-otot polos. Ukuran uterus tergantung usia dan paritas. Pada
anak-anak 2-3cm, nullipara 6-8 cm dan multipara 8-9 cm. Ukuran panjang uterus
adalah 7-7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm dan tebal dinding 1,25.
Letak uterus adalah anteversiofleksi (cervix ke depan dan membentuk sudut
dengan cervix uteri).
Uterus terdiri atas:
·
Fundus uteri
Adalah
bagian uterus prosimal dimana kedua tuba falopii masuk ke uterus. Tuanya
kehamilan dapat diperkirakan dengan perabaan fundus uteri
·
Korpus Uteri
·
Bagian uterus yang terbesar.
Pada
kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang.
Rongga yang terdapat di kopus uteri cavum uteri (rongga rahim).
·
Cervix
Terdiri atas:
a.
Pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan portio
b. Pars supra vaginalis
servisisi uteri adalah bagian cervix yang berada di atas vagina.
Saluran
disebut kanalis servikalis berbentuk lonjong dengan panjang 2,5 cm, dilapisi
oleh kelenjar-kelenjar cervix. Pintu saluran servix sebelah dalam disebut uteri
internum dan pintu vagina disebut ostium uteri eksternum.
Uterus mempunyai dinding
yang terdiri dari 3 lapisan yaitu:
1. Endometrium; terdiri
atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak
pembuluh-pembuluh darah yang berkelok-kelok. Melapisi seluruh cavum uteri dan
mempunyai arti berkelok-kelok. Melapisi seluruh cavum uteri dan mempunyai arti
penting dalam siklus haid. Dalam masa haid dan akan melahirkan, endometrium
sebagian besar dilepaskan. Setelah mentruasi selesai, tebal endometrial menjadi
0,5 mm.
2. Mendekati akhir
endometrial (mendekati masa mentruasi dimulai) tebalnya kira-kira 5 mm (kurang
dari ¼ inchi) Myometrum; lapisan halus berotot yang sertanya
mempunyai 3 arah (longitudinal, tranverses dan oblique). Myometrium lebih tebal
di daerah fundus, tipis saat mendekati istimus dan paling tipis daerah cervix.
Myometrium bekerja secara keseluruhan, mempunyai kekuatan dan elastisitas serta
fungsi sebagai berikut:
3. Mengeluarkan janin
uterus, fundus harus berkontraksi dengan tenaga. Kontraksi dari serat otot
halus setelah aborsi dan kelahiran.
Parietal
peritoneum; melapisi seluruh copus uteri kecuali ¼ bawah permukaan anterior dimana
terdapat bladder dan cevix. Uterus ini sebenarnya terapung-apung dalam rongga
pelvis dengan jaringan ikat dan ligamentum yang menyokong sehingga teriksasi
dengan baik. Ligamentum yang menfiksasi uterus adalah:
a.
Ligamentum cardinale sinistra dan dekstra (Mackenrodt), mencegah
supaya uterus tidak turun. Di dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah antara
lain venna dan arteria uteine.
b.
Ligamentum sakro uterinum sinitra dan dekstra yang menahan uterus
supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari cervix again belakang kiri dan
kanan ke arah os sacrum kiri dan kanan.
c.
Ligamentum rotundum sinistra dan dekstra, menahan uterus dalam
antfleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan ke daerah
inguinal kiri dan kanan.
d.
Ligamentum latum sinistra dan dekstra meliputi tuba berjalan dari
uterus ke arah sisi, tidak banyak mengandun gjaringan ikat.
e. Ligamentum infudibula
pelvikum,menahan tuba falopi berjlaan dari arah infudibulum ke dinding pelvis.
c. Tuba
Fallopi
Terdapat di tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah lateral,
mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim. Tuba fallopii merupakan
tubulo musculer dengan panjang sekitar 12 cm dan diameternya 3-8 mm. Tuba
fallopi terbagi menjadi 4 bagian:
1.
Parsintertitialis, bagian yang terdapat di dinding uterus.
2.
Pars istimika merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya.
3.
Pars ampularis, bagian yang terbentuk sebagai saluran agak lebar
tempat konsepsi terjadi.
4. Infundibulum, bagian
ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai fibriae. Fibriae berfungsi
untuk menangkap telur untuk kemudian menyalurkan telur ke dalam tuba.
d. Ovarium
(indung telur)
Ukurannya kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan panjang
kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.
Struktur ovarium terdiri dari:
a. Korteks di sebelah luar
yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk kubus dan di dalam
terdiri dari stroma serta folikel-folikel primordial. Berbagai fase pertumbuhan
folikel menuju degraf. Terdapat korpus luteum dan albikantes.
b. Mendula di sebelah dalam
tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh darah, serabut–serabut saraf
dan sedikit otot polos.
Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.00 folikel primer.
Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam
perkembangannya akan menjadi folikel degraf. Folikel-folikel ini merupakan
bagian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks ovari dalam letak
yang beraneka ragam pula dalam tingkat–tingkat perkembangan dari suatu sel
telur dikelilingi oleh sel-sel saja sampai mengandung estrogen dan siap
berovulasi.
1. Ovum, yaitu suatu sel
besar dengan diameter 0,1 mm, yang mempunyai anyaman kromatin yang jelas sekali
dan sau nucleolus.
2. Straum granulosum
yang terdiri atas sel-sel bulat kecil dengan intik yang jelas pada pewarnaan
dan mengelilingi ovum; pada perkembangan selanjutnya terdapat ditengahnya suatu
rongga terisi liquor follikulli.
3. Tekainterna, suatu
lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel-sel lebih kecil dari pada
sel granulose.
4.Teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.
Pada ovulasi folikel yang matang dan yang mendekati permukaan
ovarium pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulose yang
melekat pada ovum yang membentuk corona radiata bersama-sama ovum ikut
terlepas. Sebelum dilepas ovum mengalami pematangan dalam 2 tahap sebagai
persiapan untuk dapat dibuahi.
Setelah
ovulasisel-sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi dan masuk ke
ruangan bekas tempat ovum dan liquor follikulli. Demikian pula jaringan ikat
dan pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada disitu. Biasanya timbul perdarahan
sedikit yang menyebabkan bekas folikel diberi nama kopus rubrum. Umur kopus
rubrum hanya sebentar kemudian menjadi korpus luteum. Sel-selnya membesar dan
mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat diantaranya.
Ditengah-tengah masih terdapat bekas perdarahan.
ORGAN
REPRODUKSI WANITA
Jika
tidak ada pembuahan ovum, sel-sel yang besar dan mengandung lutein mengecildan
atrofik, sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat laun
menjadi kopus albikans. Jika pembuahan terjadi, kopus luteum tetap ada, malah
menjadi lebih besar, sehingga mempunyai diameter 2,5 cm pada kehamilan 4 bulan.
2.4 Organ Panggul Wanita
Terkait Reproduksi
Panggul wanita memegang peranan penting dalam proses kehamilan,
persalinan dan kala nifas. Pangul wanita terdiri dari:
1. Bagian keras yang
dibentuk oleh empat buah tulang:
·
2 tulang pangkal paha (os coxae)
·
1 tulang kelangkang (os sacrum)
·
1 tulang tungging (os coccygeus)
2. Bagian lunak, diagfragma pelvis, dibentuk oleh:
a. Pars muskularis
leverator ani, yang terdiri:
·
Muskulus pubococygeus dari os pubis ke septum anococcygeum
·
Muskulus ilicoccygeus dari arkus tandineus muskulus leverator ani
ke os coccygeus dan septum ancoccygeum
·
Muskulus ischioccygeus dari spina isciadica ke pinggir os sacrum
dan os coccygeus.
b. Pars membranasea
1.
Hiatus urogenitalis
·
Terletak antara kedua muskulus pubococcygeus
·
Dibagian depannya ditembus oleh urethra dan vagina.
c. Regio perineum
Merupakan bagian permukaan
pintu bawah panggul terbagi menjadi:
·
Bagian anal
·
Terdapat muskulus sfinker ani eksternum yang mengelilingi anus dan
liang senggama bagian bawah
d. Regio urogenitalis
Terdapat muskulus
ischiokavernosus dan muskulus transverses perinea superficialis.
Fungsi umum panggul
wanita adalah sebagai berikut:
1. Bagian keras panggul
terdiri dari dan berfungsi:
a. Panggul besar (pelvis
mayor)
·
Menyangga isi abdomen
b. Panggul kecil (pelvis
minor)
·
Membentuk jalan lahir
·
Tempat alat genetalia
2. Bagian lunak panggul
berfungsi
a. Membentuk lapisan dalam jalan lahir
b.
Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil maupun
kala nifas.
c. Saat persalinan,
berperan dalam proses kelahiran dan kala uri.
Menurut
Caldwell dan Molloy terdapat empat bentuk panggul pada wanita bentuk panggul
ini akan menentukan jalan lahir dan mekanisme persalinan.
Bentuk-bentuk tersebut
adalah:
a.
Panggul ginekoid: panggul paling baik untuk wanita, bentuk pinggul
atas panggul hampir bulat. Ditemukan pada 45% wanita.
b.
Panggul android: Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga.
Umumnya pria mempunyai jenis ini dan ditemukan pada 15% wanita.
c.
Panggul antrhropoid: Bentuk pintu atas panggul agak lonjong. Jenis
ini ditemukan pada 35% wanita.
d. Panggul platipeloid:
Jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada
5% wanita.
2.5 Glandula Mammae & Kelenjar Mammae
Meskipun glandula mammae (lihatgambar) sesungguhnya sistem kulit
akan tetapi karena fungsi dan tabiat strukturnya ia tergolong ke dalam sistem
reproduksi. Glandulla mammae ada sepasang terletak antara iga kedua dan keenam.
2/3 dari payudara terletak di atas otot pectroralis maor, antara strernum dan
garis mid axila, 1/3 bawah berada di atas otot seratus anterior. Secara
keseluruhan mammae melekat pada otot-otot tersebut oleh jaringan penghubung
(connective tissue) atau fascia.
Ukuran
dan bentuknya bervariasi tergantung umur, keturunan dan nutrisi, akan tetapi
konturnya harus lembut, tidak ada retraksi, kekuatan maupun masa. Jaringan
glandulannya disebut parenkim; jaringan penyokong, lemak dan jaringan
penghubung fibrusnya disebut stroma. Ukuran dan konsistensi dari mammae
tergantung dari jumlah stroma ini.
Tiap-tiap
glandula mammae terbentuk dari 15-20 lobus yang dipisahkan menjadi lobuli.
Lobuli adalah percabangan dari acini. Kelenjar acini mengeluarkan kolostrum dan
air susu. Dibawahnya terdapat myopitellium yang berkontraksi untuk mengeluarkan
air susu dari kelenjar acini. Lobus memiliki saluran yang bermuara ke papilia.
Masing-masing papilia dikelilingi oleh areola. Dekat muaranya membesar disebut
sinus lactiferous atau ampula sebagai tempat penyimpanan air susu. Dalam ampula
terdapat banyak saluran-saluran kecil lactiferous dan ujungnya keluar pada
putting susu (nipple).
Nipple
yang bulat biasanya sedikit elevasi di atas payudara. Mengandung 15-20
pintu/lubang yang berasal dari duktus lactiferous. Nipple dikelilingi oleh
jaringan otot fibrus dan ditutupi oleh kulit yang berkerut-kerut. Nipple dan
area sekitar areola warnanya lebih gelap dibanding kulit daerah mammae sendiri.
Areola yang kasar ditimbulkan oleh kelenjar sebasea yang disebut
tuberkulus mongomery, yang berada dibawah kulit. Kelenjar ini mengeluarkan
sekret yang mengandung lemak untuk meminyaki putting susu. Jaringan otot yang
halus pada areola berfungsi agar putting agak kaku agar lebih mudah saat
menyusui.
Kulit
yang akan membungkus mamae mengandung sambungan jaringan limfatik supertical
yang melayani seluruh area dinding dada dan berhubungan dengan sistem limfarik
dari leher dan abdomen. Pada again yang lebih dalam dari mammae juga terdapat
jaringan limfatik yang secara lateral berhubungan dengan jaringan limfatik pada
axilia.
Selain berfungsi sebagai laktasi, mamma berfungsi sebagai organ
sexual bagian orang dewasa. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh hormon yaitu estrogen, progesterone dan sammatotropin.
Fungsi
hormon terutama untuk mempersiapkan pemberian Asi dijabarkan sebagai berikut:
a. Estrogen berfungsi
·
Menimbulkan hipertrofi sistem mammae
·
Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga mammae
tampak makin membesar.
·
Tekanan saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan
rasa sakit pada payudara.
b. Progesteron
berfungsi:
·
Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
·
Menambah jumlah sel asinus.
c. Sommatotropin
berfungsi:
·
Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin dan
laktaglobulin.
·
Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara
·
Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.
Peningkatan
dari kedua kadar estrogen dan progesterone saat 3-4 hari sebelum menstruasi
meningkatkan vaskularisasi pada mammae, menginduksi pertumbuhan dari
duktus-duktus dan kelenjar asini dan menyebabkan retensi air. Hasilnya mammae
membengkak, agak tegang dan rasa kurang nyaman yang merupakan tanda-tanda
sebelum mulainya menstruasi. Nodul-nodul akan terbentuk sebelum dan selama masa
mentruasi. Perubahan ukuran kembali hingga level minimum sekitar 5-7 hari
sesudah mentruasi berhenti. Sebaiknya pemeriksaan terhadap payudara dilakukan
diluar fase siklus mentruasi ini.
2.6 Maturasi Seksual
Wanita
Pertumbuhan dan perkembangan organ–organ kelamin betina sewaktu
pubertas dipengaruhi oleh hormone–hormone gonadotropin dan hormone–hormone
gonadal. Pelepasan FSH ke adalam aliran darah menjelang pubertas
menyebabkan pertumbuhan folikel–folikel pada ovarium. Sewaktu folikel–folikel
itu tumbuh dan menjadi matang, berat ovarium eninggi dan estrogen diekskresikan
di dalam ovaroium untuk di lepaskan ke dalam aliran darah. Estrogen menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan saluran kelamin betina.
Ovum
mengalami perubahan-perubahan kearah pematangan. Estradiol dari folikel de
Graaf yang matang menyebabkan perubahan – perubahan pada saluran reproduksi
tubuler yang maksimal pada fase ini.Matestrus atau postestrus dalah periode
segera setelah estrus di mana corpus luteum bertambah cepat dari sel – sel
granulose folikel yang telah pecah di bawah pengaruh hormone LH dari
adenohypophisa. Matestrus sebagian besar berada dibawah pengaruh hormone
progesterone yang dihasilkan oleh corpus luteum. Progesteron menghambat sekresi
FSH oleh adenohypophisa sehingga menghambat folikel de Graaf yang lain dan
mencegah terjadinya estrus.
Apabila
folikel-folikel menjadi matang, ovum dilepaskan dan turun ke tubafallopii.
Dapat dilihat bahwa hormon juga memegang peranan penting dalam kelangsungan
produktivitas dari suatu ternak. Lebih lanjut mengenai hormon akan dibahas pada
bab selanjutnya.
Hormon adalah subtansi yang dihasilkan oleh sel atau kelompok sel
yang bergerak dalam aliran darah yang mengantarnya ke organ target atau
jaringan dalam tubuh yang memberikan suatu reaksi yang dapat menolong
mengkoordinasi fungsi-fungsi dalam tubuh (Sorensen, 1979).
Kelenjar-kelenjar yang
Menghasilkan Hormon dan Fungsi Kelenjar
1. Kelenjar Hipofisa
Kelenjar
hipofisa terletak pada lantai otak tengah. Kelenjar ini berasal dari dua sumber
yang berbeda yaitu bagian yang berasal dari penjuluran stomodeum usus muka dan
bagian dari lantai diencefalon. Kemudian bagian tersebut kemudian menyatu
menjadi satu membentuk kelenjar hipofisa.
Gelambir
anterior kelenjar hipofisa menghasilkan hormone gonadotropik
yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH)
yang pada hewan jantan disebut dengan Interstitial Cell Stimulating Hormone
(ICSH) dan Luteotropic Hormone (LTH), serta bagian posterior yang menghasilkan
dua macam hormon yakni oksitoksin dan vasopressin.
2. Kelenjar Ovarium
Kelenjar
ovarium ini terdiri atas dua macam yaitu estrogen dan progesterone. Estrogen
dihasilkan oleh sel – sel granulose folikel de Graaf. Hormon ini menyebabkan
pertumbuhan alat – alat perkembangbiakan, perkembangan tanda kelamin sekunder,
dimulainya siklus rahim, siklus birahi, siklus kelenjar air susu, timbulnya
gejala birahi atau siklus menstruasi pada manusia. Hormon progesterone
dihasilkan oleh sel – sel korpus luteum, selain oleh plasenta dan korteks
kelenjar adrenal. Pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada uterus tidak
semuanya atas pengaruh estrogen, sebab persiapan rahim untuk kebuntingan diatur
oleh korpus luteum, progenteron berfungsi untuk mempertahankan kebuntingan.
Oleh karena itu apabila korpus luteum yang sedang berkembang dirusak atau
dibuang, kebuntingan bias berakhir dengan keguguran.
3. Testis
Fungsi
endokrin dari testis terutama adalah menghasilkan testosterone, hormone kelamin
jantan yang dihasilkan oleh sel –sel interstitial. Hormon seperti testosterone
yang berpengaruh terhadap sifat kejantanan disebut androgen. Testis adalah
sumber utama androgen, tanpa androgen dalam jumlah sedikit juga dihasilkan oleh
korteks adrenal ovary betina dan plasenta (Frandson, 1996).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan Dan Saran
1. Alat reproduksi
wanita terdiri atas:
1. Alat reproduksi primer : ovarium
2.
Alat reproduksi sekunder:
a.
Saluran dengan bagian-bagiannya, terdiri atas: tuba, uterus,
cervix dan vagina.
b.
Kelenjar-kelenjar lendir, kelenjar susu (glandula mammae)
c. Vulvae terdiri atas
bagian-bagian: mons veneris, clitoris, labia mayora, labia minora dan
vestibulum
2. Pertumbuhan
dan perkembangan organ–organ kelamin betina sewaktu pubertas dipengaruhi oleh hormone–hormone
gonadotropin dan hormone–hormone gonadal. Pelepasan FSH ke adalam aliran
darah menjelang pubertas menyebabkan pertumbuhan folikel–folikel pada ovarium.
Sewaktu folikel–folikel itu tumbuh dan menjadi matang, berat ovarium eninggi
dan estrogen diekskresikan di dalam ovaroium untuk di lepaskan ke dalam aliran
darah. Estrogen menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan saluran kelamin
betina.
3. Sistem
reproduksi merupakan kesatuan kerja dari otak, kelenjar hipofisis, ovarium dan
uterus. Hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi tak hanya satu atau dua,
melainkan lebih dari itu. Hormon-hormon seperti estrogen, progesteron, LH dan
FSH bekerja menyampaikan pesan dari satu organ ke organ yang lain untuk
mengubah kadar hormon tertentu. Dengan demikian, terjadilah proses seperti
pematangan telur, pelepasan telur, penebalan endometrium untuk menerima hasil
konsepsi (jika terjadi pembuahan), dan peluruhan dinding rahim yang berwujud
sebagai haid. Hormon-hormon tersebut bekerja pada satu siklus penuh, sejak hari
pertama haid, ovulasi hingga menjelang haid berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar