TUGAS
SYSTEM REPRODUKSI
SEXUAL
TRANSMITTED DISEASE: HIV/AIDS
OLEH:
1. DEWI
JULAH (121 0009 BP)
2. LUCIA
SUGIANTI (121 0019 BP)
3. ROSIDA
SINAGA (121 0029 BP)
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TLNGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA
2012 – 2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia pada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Reproduksi yang berjudul tentang “SEXUAL TRANSMITTED DISEASE: HIV/AIDS“ Sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Penulis
menyadari bahwa keberhasilan dan kelancaran makalah
Reproduksi ini bukan hanya
karena kemampuan penulis tetapi banyak ditentukan oleh bantuan dari berbagai
pihak, yang telah dengan ikhlas membantu penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya kepada :
1.
Astrida Budiarti, M. Kep., Ns. Sp. Kep selaku Penanggung Jawab Mata
Kuliah Reproduksi dan pembimbing yang dengan tulus ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta
perhatian dalam memberikan dorongan, bimbingan dan arahan dalam menyusun Tugas
Makalah ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga
Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca.
Surabaya, 01 Juli 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Acquired
Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS)
adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang
mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human
Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah
kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan
terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada
dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan.
Epidemi HIV/ AIDS di Indonesia
sudah merupakan krisis global dan ancaman yang berat bagi pembangunan dan
kemajuan sosial. Kasus-kasus HIV/ AIDS mengalami
peningkatan pesat. Peningkatan yang tajam banyak dijumpai pada kasus orang dewasa terutama pengguna narkoba, pekerja seks maupun pelanggannya.Para
ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal
dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah
penyakit. AIDS diperkiraan
telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah
menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada
tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan
dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3
juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah
anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara,
sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber
daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap
pengobatan tersebut tidak tersedia di semua Negara.Menurut data Dirjen P2MPLP Depkes RI, tercatat sejak
April 1987 hingga Maret 2004 terdapat 4.159 kasus HIV/ AIDS dengan 2.746
menderita HIV, 1.413 menderita AIDS dan 493 meninggal dunia. Diperkirakan jumlah penduduk Indonesia yang
terinfeksi HIV/ AIDS sekitar 120.000 orang dan infeksi baru sekitar
80.000 orang. Angka-angka tersebut diatas diperoleh dari pemeriksaan darah anonymunlinked yang artinya darah yang diperiksa tidak diketahui orangnya. Karena masa
inkubasi HIV/ AIDS sekitar 5-10
tahun dan masih adanya penolakan dari penderita yang terinfeksi.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya
ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh
yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan
cairan-cairan tubuh tersebut.
Perlu diingat bahwa HIV/ AIDS belum ada vaksin untuk mencegah dan cara pengobatannya. Sehingga pencegahan tergantung
pada kesadaran masyarakat dan perubahan perilaku individu hidup
sehat dan penggunan kondom bagi yang berperilaku resiko tinggi. Adapun tujuan
dari penanggulangan ini adalah megurangi dampak sosial dan ekonomi serta mencegah
dan memberantas penyakit infeksi menular seksual. Bayangan
ancaman pada tahun 2010 sekitar 100.000 orang yang menderita/ meninggal akibat AIDS dan 1 juta orang mengidap virus HIV.
1.2 Tujuan
a.
Mengetahui
pengertian HIV-AIDS ?
b.
Mengetahui
sejarah HIV-AIDS ?
c.
Mengetahui
epidemiologi HIV-AIDS ?
d.
Mengetahui
etiologi HIV-AIDS ?
e.
Mengetahui
gejala-gejala HIV-AIDS ?
f.
Mengetahui
kelompok resiko terkena HIV-AIDS ?
g.
Mengetahui
dampak dari HIV-AIDS ?
h.
Mengetahui
cara penularan HIV-AIDS ?
i.
Mengetahui
cara pencegahan HIV-AIDS ?
j.
Mengetahui
pemeriksaan diagnostic HIV-AIDS ?
k.
Mengetahui
pengobatan dan perawatan pasien dengan HIV-AIDS?
Bab II
Tinjauan pustaka
2.1 Pengertian
Human Immunodeficiency
Virus (HIV) Merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang
tiidak dapat hidup di luar tubuh manusia. Kerusakan sistem kekebalan tubuh ini
akan menimbulkan kerentanan terhadap infeksi penyakit.
Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (AIDS) adalah :
Sekumpulan gejala,
infeksi dan kondisi yang diakibatkan infeksi HIV pada tubuh. Muncul akibat
rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia sehingga infeksi dan penyakit mudah
menyerang tubuh dan dapat menyebabkan kematian. Infeksi oportunistik adalah
infeksi yang muncul akibat lemahnya system pertahanan tubuh yang telah
terinfeksi HIV atau oleh sebab lain.
Pada orang yang
sistem kekebalan tubuhnya masih baik infeksi ini mungkin tidak berbahaya, namun
pada orang yang kekebalan tubuhnya lemah (HIV/AIDS) bisa menyebabkan kematian.
AIDS dapat
didefinisikan melalui munculnya IO yang umum ditemui pada ODHA:
1.Kandidiasis:
infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, vagina.
2.Virus sitomegalia
(CMV): menimbulkan penyakit mata yang dapat menyebabkan kematian.
3.Herpes pada mulut
atau alat kelamin.
4.Mycobacterium avium
complex (MAC): infeksi bakteri yang menyebabkan demam kambuhan.
5.Pneumonia
pneumocystis (PCP): infeksi jamur yang dapat menyebabkan radang paru.
6.Toksoplasmosis:
infeksi protozoa otak.
7.Tuberkolosis (TB)
Perjalanan penyakit HIV/AIDS : periode jendela (3-6 bulan) ? HIV + (3-10
tahun)? AIDS + (1-2 tahun). Orang yang terinfeksi HIV dapat tetap sehat
sepanjang hidupnya apabila ia menjaga kesehatan tubuhnya: makan teratur,
berolahraga dan tidur secara seimbang. Gaya hidup sehat akan tetap melindungi
kebugaran orang dengan HIV dan ia akan tetap produktif dalam berkarya.
Bila telah muncul
tanda-tanda penyakit infeksi dan tidak kunjung sembuh atau berulang, artinya
daya tahan tubuh menjadi buruk, sistim kekebalan tubuh berkurang, maka
berkembanglah AIDS.
2.2 Sejarah
AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5
Juni 1981, ketika Centers
for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia
pneumosistis (sekarang masih
diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis
jirovecii) pada lima
laki-laki homoseksual di Los Angeles.
Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah
HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah
masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia,
sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat. Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan.
HIV-2 berasal dari
Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun.
Banyak ahli
berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak dengan primata
lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging.Teori yang lebih
kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa epidemik AIDS
dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio. Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat
bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada.
2.3 Epidemiologi
UNAIDS dan WHO
memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama
kali diakui tahun 1981, membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling
menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus
bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa
diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000)
merupakan anak-anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup
dengan HIV. Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan
antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.
Afrika Sub-Sahara tetap merupakan wilayah terburuk yang terinfeksi, dengan
perkiraan 21,6 sampai 27,4 juta jiwa kini hidup dengan HIV. Dua juta
[1,5&-3,0 juta] dari mereka adalah anak-anak yang usianya lebih rendah dari
15 tahun. Lebih dari 64% dari semua orang yang hidup dengan HIV ada di Afrika
Sub Sahara, lebih dari tiga per empat (76%) dari semua wanita hidup dengan HIV.
Pada tahun 2005, terdapat 12.0 juta [10.6-13.6 juta] anak yatim/piatu AIDS hidup di Afrika
Sub Sahara. Asia Selatan dan Asia Tenggara adalah terburuk kedua yang terinfeksi dengan besar 15%. 500.000 anak-anak
mati di region ini karena AIDS. Dua-tiga infeksi HIV/AIDS di Asia muncul di India, dengawn perkiraan 5.7 juta infeksi
(perkiraan 3.4 - 9.4 juta) (0.9% dari populasi), melewati perkiraan di Afrika
Selatan yang sebesar 5.5 juta (4.9-6.1 juta) (11.9% dari populasi) infeksi,
membuat negara ini dengan jumlah terbesar infeksi HIV di dunia. Di 35 negara di
Afrika dengan perataan terbesar, harapan hidup normal sebesar 48.3 tahun - 6.5 tahun sedikit daripada akan menjadi tanpa
penyakit.
2.4 Etiologi
HIV yang baru
memperbanyak diri tampak bermunculan sebagai bulatan-bulatan kecil (diwarnai
hijau) pada permukaan limfosit setelah menyerang sel tersebut; dilihat dengan mikroskop elektron.
AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ
vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel
T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung,
padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi
baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut
hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi
laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang
diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah
serta adanya infeksi tertentu.
Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV
menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup
setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Namun demikian, laju
perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua
minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang memengaruhinya, diantaranya ialah
kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari
orang yang terinfeksi. Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah
daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih berisiko mengalami perkembangan
penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya
infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini. Warisan
genetik orang yang
terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami
terhadap beberapa varian HIV. HIV memiliki beberapa variasi genetik dan
berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit
klinis yang berbeda-beda pula.Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan
dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu
kemampuan penderita bertahan hidup.
·
Infeksi akut : flu selama 3-6 minggu setelah infeksi, panas dan
rasa lemah selama 1-2 minggu. Bisa disertai ataupun tidak gejala-gejala seperti:bisul dengan bercak kemerahan (biasanya pada tubuh bagian atas) dan tidak gatal. Sakit kepala, sakit pada otot-otot, sakit tenggorokan,
pembengkakan kelenjar, diare (mencret), mual-mual, maupun muntah-muntah.
·
Sistem imun
berangsur-angsur turun, sampai sel T CD4 turun dibawah 200/ml dan penderita masuk dalam fase AIDS.
·
AIDS merupakan kumpulan gejala yang menyertai infeksi HIV. Gejala yang tampak tergantung jenis infeksi yang menyertainya. Gejala-gejala AIDS diantaranya :
selalu merasa lelah, pembengkakan kelenjar pada leher atau lipatan paha, panas
yang berlangsung lebih dari 10 hari, keringat malam, penurunan berat badan yang tidak
bisa dijelaskan penyebabnya, bercak keunguan pada kulit yang tidak
hilang-hilang, pernafasan pendek, diare berat yang
berlangsung lama, infeksi jamur (candida) pada mulut, tenggorokan, atau vagina dan mudah memar/perdarahan yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya.
Stadium Infeksi
AIDS Council of NSW
Penderita tetap merasa sehat, hal ini dapat berlangsung sampai beberapa
tahun.
Penderita mengalami gejala-gejala yang lebih
berat oleh karena daya tahan tubuh yang menurun (AIDS, Aquired Immunodeficiency Syndroms).
WHO
Stadium I
Tanpa gejala; Pembengkakan
kelenjar getah bening di seluruh tubuh yang menetap. Tingkat aktivitas 1: tanpa gejala, aktivitas normal.
Stadium II
Kehilangan berat badan, kurang dari 10%; Gejala pada mukosa dan kulit yang ringan (dermatitis
seboroik, infeksi jamur pada kuku, perlukaan pada mukosa mulut yang
sering kambuh, radang pada sudut bibir); Herpes zoster terjadi dalam 5 tahun terakhir; ISPA (infeksi saluran nafas
bagian atas) yang berulang, misalnya sinusitis karena infeksi bakteri.
Tingkat aktivitas 2: dengan gejala, aktivitas normal.
Stadium III
Penurunan berat badan lebih dari 10%; Diare kronik yang tidak diketahui penyebabnya lebih dari 1
bulan; Demam berkepanjangan
yang tidak diketahui penyebabnya lebih dari 1 bulan; Candidiasis pada
mulut; Bercak putih pada mulut berambut; TB paru dalam 1 tahun terakhir; Infeksi bakteri yang
berat, misalnya: pneumonia, bisul pada otot. Tingkat aktivitas 3: terbaring
di tempat tidur, kurang dari
15 hari dalam satu bulan terakhir.
Stadium IV
·
Kehilangan berat badan lebih dari 10%
ditambah salah satu dari : diare kronik yang tidak diketahui penyebabnya lebih dari 1 bulan. Kelemahan
kronik dan demam berkepanjangan
yang tidak diketahui penyebabnya lebih dari 1 bulan.
·
Kriptokokosis di luar paru.
·
Sitomegalovirus pada organ selain hati, limpa dan kelenjar getah
bening.
·
Infeksi virus Herpes simpleks pada kulit atau mukosa lebih dari 1 bulan atau dalam
rongga perut tanpa
memperhatikan lamanya.
·
Candidiasis pada kerongkongan, tenggorokan, saluran paru dan
paru.
·
Mikobakteriosis
tidak spesifik yang menyeluruh.
·
TB di luar
paru.
·
Limfoma.
·
Kaposi’s
sarkoma.
·
Ensefalopati
HIV sesuai
definisi CDC.
Ditinjau dari cara penularannya, kelompok yang
berpotensi terinfeksi HIV/ AIDS adalah pekerja seks komersial dengan pelanggannya, pramuria/ pramupijat,
kaum homoseksual, penyalahguna narkoba suntik dan penerima darah atau produk darah yang berulang.
Dampak yang timbul akibat epidemi HIV/ AIDS dalam
masyarakat adalah : menurunnya kualitas dan
produktivitas SDM (usia produktif=84%); angka kematian tinggi
dikarenakan penularan virus HIV/ AIDS pada bayi, anak dan orang tua; serta adanya ketimpangan sosial karena stigmatisasi
terhadap penderita HIV/ AIDS masih kuat.
2.8 Cara Penularan
HIV hanya bisa hidup dalam cairan tubuh seperti : darah, cairan air mani (semen), cairan vagina dan serviks, air susu ibu maupun cairan dalam otak. Sedangkan air kencing, air mata dan keringat yang
mengandung virus dalam jumlah kecil tidak berpotensi menularkan HIV.
Cara penularan melalui hubungan seksual tanpa
pengaman/ kondom, jarum suntik yang digunakan bersama-sama, tusukan jarum untuk
tatto, transfusi darah dan hasil olahan darah, transplantasi organ, infeksi ibu hamil pada bayinya(sewaktu hamil, melahirkan maupun menyusui). HIV tidak
ditularkan melalui tempat duduk WC, sentuhan langsung
dengan penderita HIV (bersalaman, berpelukan), tidak juga melalui bersin,
batuk, ludah ataupun ciuman bibir (French kissing), maupun melalui
gigitan nyamuk atau kutu.
·
Hubungan seksual dengan orang
yang mengidap HIV/AIDS, berhubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti dan tidak
menggunakan alat pelindung (kondom).
·
Kontak darah/luka dan transfusi darah – Kontak darah/luka dan transfusi darah yang sudah tercemar virus HIV.
·
Penggunaan
jarum suntik atau jarum
tindik – Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bersama atau bergantian dengan orang yang
terinfeksi HIV.
HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk, orang bersalaman, berciuman,
berpelukan, tinggal serumah, makan dam minum dengan piring-gelas yang sama.
2.9 Cara Pencegahan
1.A (Abstinent):
Puasa, jangan melakukan hubungan seksual yang tidak sah
2.B (Be
Faithful)Setialah pada pasangan, melakukan hubungan seksual hanya dengan
pasangan yang sah
3.C (use Condom)
Pergunakan kondom saat melakukan hubungan seksual bila berisiko
menularkan/tertular penyakit
4.D (Don’t use Drugs)
Hindari penyalahgunaan narkoba
5.E (Education)
Edukasi, sebarkan informasi yang benar tentang HIV/AIDS dalam setiap kesempatan
Pemeriksaan sedini mungkin
untuk mengetahui infeksi HIV sangat membantu dalam pencegahan dan pengobatan yang lebih
lanjut. Tes HIV untuk yang beresiko dilakukan setiap 6 bulan, selain itu pencegahan dapat
mengurangi faktor resiko. Apabila sudah terdiagnosis infeksi HIV dilakukan
dengan dua cara pemeriksaan antibodi yaitu ELISA dan Western blot.
Tes Western blot dilakukan di negara-negara maju, sedangkan untuk negara berkembang dinjurkan oleh WHO pemeriksaan menggunakan
tes ELISA yang dilakukan 2-3 kali.
1. Tes Elisa – Keuntungan : murah; efisien; cocok untuk testing dalam
jumlah besar; dapat mendeteksi HIV-1, HIV-2 dan varian HIV; cocok dalam
surveilans dan pelayanan transfuse darah terpusat. Kelemahan : butuh staf dan tehnisi
laboratorium yang terampil dan terlatih; peralatan canggih; sumber listrik
konstan; waktu yang cukup.
2. Tes Sederhana/ Cepat – Keuntungan : hasil cepat; menggunakan sampel darah lengkap (whole blood); tidak butuh peralatan
khusus; sederhana; dapat dikerjakan oleh staf dengan pelatihan terbatas; tidak
perlu listrik; dapat dipindah-pindahkan dan fleksibel; hasil mudah dibaca; punya kontrol internal sehingga hasil akurat;
rancangan tes tunggal untuk spesimen terbatas. Kelemahan : lebih mahal dari tes
ELISA; butuh mesin pendingin (2o C dan 30 o C);
meningkatkan potensi testing wajib; pemberitahuan hasil tes tidak terpikirkan
implikasinya.
3. Tes Air Liur dan Air Kencing – Keuntungan : prosedur pengumpulan lebih
sederhana; cocok untuk orang yang menolak memberikan darah; menurunkan resiko kerja; lebih aman (karena mengandung sedikit virus). Kelemahan : harus
mengikuti prosedur testing yang spesifik dan hati-hati; berpotensi untuk
testing mandatory; mendorong timbulnya mitos penularan HIV lewat ciuman;
belum banyak dievaluasi di lapangan.
4. Tes Konfirmasi (Western blot) – Keuntungan : untuk memastikan
suatu hasil positif dari tes pertama. Kelemahan : mahal; membutuhkan peralatan
khusus; pemeriksa harus terlatih.
5. Antigen Virus - Keuntungan : mengetahui infeksi dini HIV;
skrinning darah; mendiagnosis infeksi bayi baru lahir; memonitor pengobatan dengan ARV.
Kelemahan : kurang sensitif untuk tes darah.
6. VCT (Voluntary Counseling And Testing) - Kelemahan : perlu pelayanan konseling yang efektif; konselor perlu disupervisi; konselor
terkadang perlu konseling.
Pengobatan HIV/ AIDS yang sudah ada
kini adalah dengan pengobatan ARV (antiretroviral) dan obat-obat baru lainnya masih
dalam tahap penelitian.
Jenis obat-obat antiretroviral :
·
Attachment
inhibitors (mencegah
perlekatan virus pada sel host) dan fusion inhibitors (mencegah
fusi membran luar virus dengan membran sel hos). Obat ini adalah obat baru yang
sedang diteliti pada manusia.
·
Reverse
transcriptase inhibitors atau RTI, mencegah salinan RNA virus ke dalam DNA sel hos. Beberapa obat-obatan yang
dipergunakan saat ini adalah golongan Nukes dan Non-Nukes.
·
Integrase
inhibitors, menghalangi kerja enzim integrase yang berfungsi menyambung
potongan-potongan DNA untuk membentuk virus. Penelitian obat ini pada manusia dimulai tahun
2001 (S-1360).
·
Protease
inhibitors (PIs),
menghalangi enzim protease yang
berfungsi memotong DNA menjadi potongan-potongan yang tepat. Golongan obat ini
sekarang telah beredar di pasaran (Saquinavir, Ritonavir, Lopinavir, dll.).
·
Immune
stimulators (perangsang imunitas) tubuh melalui kurir (messenger) kimia, termasuk
interleukin-2 (IL-2), Reticulose, HRG214. Obat ini masih dalam penelitian tahap
lanjut pada manusia.
·
Obat antisense,
merupakan “bayangan cermin” kode genetik HIV yang
mengikat pada virus untuk mencegah fungsinya (HGTV43). Obat ini masih dalam
percobaan.
2.12 Perawatan dan Dukungan
Perawatan dan dukungan untuk ODHA (orang dengan HIV/ AIDS) sangat
penting sekali. Hal tersebut dapat menimbulkan percaya diri/ tidak minder dalam
pergaulan. ODHA sangat memerlukan teman untuk memberikan motivasi hidup dalam
menjalani kehidupannya. HIV/ AIDS memang belum bisa diobati, tetapi orang yang mengidap
HIV/ AIDS dapat hidup
lebih lama menjadi apa yang mereka inginkan.
2.13 Kiat Hidup Sehat Dengan HIV/AIDS
1) Makan makanan bergizi. 2) Tetap lakukan kegiatan dan bekerja/
beraktivitas. 3) Istirahat cukup. 4) Sayangilah diri sendiri.
5) Temuilah teman/ saudara sesering mungkin. 6) Temui dokter bila ada
masalah/ keluhan. 7) Berusaha untuk menghindari infeksi lain,
penggunaan obat-obat tanpe resep dan hindari mengurung diri sendiri.
2.13 Perawatan di rumah (home care)
1. Melakukan pendidikan pada odha dan keluarga tentang pengertian, cara
penularan, pencegahan, gejala-gejala, penanganan hiv/ aids, pemberian
perawatan, pencarian bantuan dan motivasi hidup.
2. Mengajar keluarga ODHA tentang bertanya dan
mendengarkan, memberikan informasi dan mendiskusikan, mengevaluasi pemahaman, mendengar dan menjawab
pertanyaan, menunjukkan cara melakukan sesuatu dengan benar dan mandiri serta
pemecahan masalah.
3. Mencegah penularan HIV di rumah dengan cara cuci tangan, menjaga kain
sprei dan baju tetap bersih, jangan berbagi barang-barang tajam.
4. Menghindari infeksi lain seperti dengan cuci tangan, menggunakan
air bersih dan matang untuk konsumsi, jangan meludah sembarang tempat, tutup
mulut/ hidung saat batuk/ bersin, buanglah sampah pada tempatnya.
6. Merawat anak-anak dengan HIV/ AIDS, yaitu dengan
memberikan makanan terbaik (ASI), memberikan imunisasi, pengobatan apabila si
kecil sudah terinfeksi, serta memperlakukan anak secara normal.
Gejala-gejalanya seperti demam, diare, masalah kulit, timbul bercak putih pada mulut dan tenggorokan, mual dan muntah,nyeri, kelelahan dan kecemasan serta kecemasan dan depresi.
8. Perawatan paliatif (untuk memberikan perasaan nyaman dan menghindari
keresahan, membantu belajar mandiri, menghibur saat sedih,membangun motivasi diri).
2.14
Sosial dan budaya
a. Stigma
Hukuman sosial atau stigma oleh masyarakat di berbagai
belahan dunia terhadap pengidap AIDS terdapat dalam berbagai cara, antara lain
tindakan-tindakan pengasingan, penolakan, diskriminasi, dan penghindaran atas orang yang diduga terinfeksi HIV; diwajibkannya uji
coba HIV tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu atau perlindungan
kerahasiaannya; dan penerapan karantina terhadap orang-orang yang terinfeksi
HIV. Kekerasan atau
ketakutan atas kekerasan, telah mencegah banyak orang untuk melakukan tes HIV,
memeriksa bagaimana hasil tes mereka, atau berusaha untuk memperoleh perawatan;
sehingga mungkin mengubah suatu sakit kronis yang dapat dikendalikan menjadi
"hukuman mati" dan menjadikan meluasnya penyebaran HIV.
Stigma AIDS lebih jauh dapat dibagi menjadi tiga
kategori:
·
Stigma instrumental AIDS - yaitu refleksi ketakutan dan keprihatinan atas hal-hal yang berhubungan
dengan penyakit mematikan dan menular.
·
Stigma simbolis AIDS - yaitu penggunaan HIV/AIDS untuk mengekspresikan sikap terhadap kelompok
sosial atau gaya hidup tertentu yang dianggap berhubungan dengan penyakit
tersebut.
·
Stigma kesopanan AIDS - yaitu hukuman sosial atas orang yang berhubungan dengan isu HIV/AIDS atau
orang yang positif HIV.
Stigma AIDS sering diekspresikan dalam satu atau lebih
stigma, terutama yang berhubungan dengan homoseksualitas, biseksualitas, pelacuran, dan penggunaan narkoba melalui
suntikan.
Di banyak negara maju, terdapat penghubungan antara AIDS dengan homoseksualitas atau
biseksualitas, yang berkorelasi dengan tingkat prasangka seksual yang lebih
tinggi, misalnya sikap-sikap anti homoseksual. Demikian pula terdapat anggapan
adanya hubungan antara AIDS dengan hubungan seksual antar laki-laki, termasuk
bila hubungan terjadi antara pasangan yang belum terinfeksi.
l. Dampak ekonomi
HIV dan AIDS memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan menghancurkan jumlah
manusia dengan kemampuan produksi (human capital). Tanpa nutrisi yang baik, fasilitas kesehatan dan
obat yang ada di negara-negara berkembang, orang di negara-negara tersebut
menjadi korban AIDS. Mereka tidak hanya tidak dapat bekerja, tetapi juga akan
membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai. Ramalan bahwa hal ini akan
menyebabkan runtuhnya ekonomi dan hubungan di daerah. Di daerah yang terinfeksi
berat, epidemik telah meninggalkan banyak anak yatim piatu yang dirawat oleh
kakek dan neneknya yang telah tua.
Semakin tingginya tingkat kematian (mortalitas) di suatu
daerah akan menyebabkan mengecilnya populasi pekerja dan mereka yang
berketerampilan. Para pekerja yang lebih sedikit ini akan didominasi anak muda,
dengan pengetahuan dan pengalaman kerja yang lebih sedikit sehingga
produktivitas akan berkurang. Meningkatnya cuti pekerja untuk melihat anggota
keluarga yang sakit atau cuti karena sakit juga akan mengurangi produktivitas.
Mortalitas yang meningkat juga akan melemahkan mekanisme produksi dan investasi sumberdaya manusia (human capital)
pada masyarakat, yaitu akibat hilangnya pendapatan dan meninggalnya para orang
tua. Karena AIDS menyebabkan meninggalnya banyak orang dewasa muda, ia melemahkan
populasi pembayar pajak, mengurangi dana publik seperti pendidikan dan
fasilitas kesehatan lain yang tidak berhubungan dengan AIDS. Ini memberikan
tekanan pada keuangan negara dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Efek
melambatnya pertumbuhan jumlah wajib pajak akan semakin terasakan bila terjadi
peningkatan pengeluaran untuk penanganan orang sakit, pelatihan (untuk
menggantikan pekerja yang sakit), penggantian biaya sakit, serta perawatan
yatim piatu korban AIDS. Hal ini terutama mungkin sekali terjadi jika
peningkatan tajam mortalitas orang dewasa menyebabkan berpindahnya
tanggung-jawab dan penyalahan, dari keluarga kepada pemerintah, untuk menangani
para anak yatim piatu tersebut.
Pada tingkat rumah tangga, AIDS menyebabkan hilangnya
pendapatan dan meningkatkan pengeluaran kesehatan oleh suatu rumah tangga.
Berkurangnya pendapatan menyebabkan berkurangnya pengeluaran, dan terdapat juga
efek pengalihan dari pengeluaran pendidikan menuju pengeluaran kesehatan dan
penguburan. Penelitian di Pantai Gading menunjukkan bahwa rumah tanggal dengan pasien HIV/AIDS mengeluarkan biaya
dua kali lebih banyak untuk perawatan medis daripada untuk pengeluaran rumah
tangga lainnya.
Penyangkalan atas
AIDS
Sekelompok kecil aktivis, diantaranya termasuk beberapa
ilmuwan yang tidak meneliti AIDS, mempertanyakan tentang adanya hubungan antara
HIV dan AIDS, keberadaan HIV itu sendiri, serta kebenaran atas percobaan dan
metode perawatan yang digunakan untuk menanganinya. Klaim mereka telah
diperiksa dan secara luas ditolak oleh komunitas ilmiah, walaupun terus saja
disebarkan melalui Internet dan sempat memiliki pengaruh politik di Afrika Selatan melalui mantan presiden Thabo Mbeki, yang menyebabkan pemerintahnya disalahkan atas respon yang tidak efektif
terhadap epidemik AIDS di negara tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
HIV) Merupakan virus yang merusak
sistem kekebalan tubuh manusia yang tiidak dapat hidup di luar tubuh manusia.
Kerusakan sistem kekebalan tubuh ini akan menimbulkan kerentanan terhadap
infeksi penyakit
·
Acquired Immuno Deficiency Syndrome
(AIDS) adalah :
Sekumpulan
gejala, infeksi dan kondisi yang diakibatkan infeksi HIV pada tubuh. Muncul
akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia sehingga infeksi dan penyakit
mudah menyerang tubuh dan dapat menyebabkan kematian. Infeksi oportunistik
adalah infeksi yang muncul akibat lemahnya system pertahanan tubuh yang telah
terinfeksi HIV atau oleh sebab lain.
·
Penularan HIV-AIDS melalui hubungan
seks bebas, transfuse darah, penggunaan jarum suntik dan dari ibu yang
terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya.
·
Cara pencegahan HIV-AIDS dengan cara: A
(Abstinent), B (Be Faithful), C (use Condom), D (Don’t use Drugs), E
(Education).
3.2
Saran
Sebagai tenaga kesehatan, khususnya perawat harus mengetahui
bagaimana cara hidup dengan ODHA, memberikan pendidikan tentang HIV-AIDS dan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Adobe reader-[challenges-opportunitis_id.pdf]. Laporan
Eksekutif Menkes RI Tentang Penanggulangan HIV/ AIDS Respon
Menangkal Bencana Nasional Pada Sidang Kabinet Maret 2002. Jakarta.
Adobe reader-[who_ilo_guidelines_indonesian.pdf]. Pedoman
Bersama ILO/ WHO tentang Pelayanan Kesehatan dan HIV/ AIDS.September
2005.
Adobe Reader-[HIV-AIDSbooklet_part3.pdf].
C, Suzanne Smeltzer dan Brenda,
G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Jakarta: EGC.
Farida Aprilianingrum, SKM.Pemberdayaan Pekerja Sex
Sunan Kuning : Learning Resources Center : Pusat Media Belajar Kesehatan.
Http://
id.wikipedia.org/wiki/Berkas: pcp Xray.JPG
Http://
id.wikipedia.org/wiki/Berkas; Symptom of AIDS. Png
Yayasan Bhakti Gelar Orasi
Panggung, “Bali Post”, 02-12-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar