PROMOSI KESEHATAN SISTEM REPRODUKSI
DENGAN PROSEDUR SKRINING BERKALA
Disusun oleh :
Astrin Nurmasari (121.005.BP)
Herma Sukmaningtias (121. 0015BP)
Nurhayati Ningsih (121.0025BP)
Sri Sundari (121.0033BP)
Disusun oleh :
Astrin Nurmasari (121.005.BP)
Herma Sukmaningtias (121. 0015BP)
Nurhayati Ningsih (121.0025BP)
Sri Sundari (121.0033BP)
Skrining kanker payudara (SARARI)
Potret kanker payudara di Indonesia
Jenis kanker pada wanita tersering kedua di Indonesia
Insiden 11 % di seluruh kejadian kanker
Data insiden berdasarkan umur ( 78% umur > 50 tahun dan 6% umur < 40
tahun)
Rata-rata ditemukan pada usia 64 tahun
Target skrining payudara menjangkau 80% perempuan pada usia 30-50 tahun
50% penderita datang dalam stadium lanjut.
Deteksi dini
kanker payudara
Promosi
dan KIE
Ø Melalui SARARI (Periksa
Payudara Sendiri)
SARARI /
SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri secara manual. Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah untuk membantu wanita melakukan deteksi dini adanya kelainan
pada payudara (Suddarth & Brunner, 2003).
Pilihan waktu yang tepat untuk melakukan SADARI
adalah antara hari ke 5 – 10 dari siklus menstruasi dengan menghitung hari
pertama haid sebagai hari I. Wanita pascamenopause dianjurkan untuk memeriksa
payudaranya pada hari pertama setiap bulan untuk meningkatkan rutinitas
pemeriksaan payudara sendiri.
SADARI meliputi :a. Langkah 1
1). Berdirilah di depan cermin
2). Periksa payudara terhadap segala sesuatu yang tidak lazim
3). Perhatikan adanya rabas dari puting payudara, keriput, dimpling atau kulit mengelupas.
b. Langkah 2
Dua langkah berikut ini dilakukan untuk memeriksa segala perubahan dalam kontur payudara. Ketika melakukannya, diharapkan anda harus mampu untuk merasakan otot-otot anda yang terasa menegang.
1). Perhatikan dengan baik di depan cermin ketika anda melipat tangan di belakang kepala anda dan menekan tangan anda ke arah depan.
2). Perhatikan setiap perubahan kontur dari payudara anda.
c. Langkah 3
1). Selanjutnya tekan tangan anda dengan kuat pada pinggang anda dan agak membungkuk ke arah cermin sambil menarik bahu anda dan siku anda ke arah depan.
2). Perhatikan setiap perubahan kontur payudara anda
d. Langkah 4
Beberapa wanita melakukan bagian pemeriksaan berikut ketika sedang mandi dengan shower. Jari – jari anda akan meluncur dengan mudah di atas kulit yang bersabun, sehingga anda dapat berkonsentrasi dan merasakan terhadap setiap perubahan di dalam payudara.
1). Angkat tangan kiri anda.
2). Gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan anda untuk meraba payudara kiri anda dengan kuat, hati – hati dan menyeluruh.
3). Mulailah pada tepi terluar, tekan bagian datar dari tangan anda dalam lingkaran kecil, bergerak melingkar dengan lambat di sekitar payudara.
4). Secara bertahap lakukan ke arah puting susu.
5). Pastikanlah untuk melakukannya pada seluruh payudara
6). Beri perhatian khusus pada area di antara payudara dan di bawah lengan termasuk bagian di bawah lengan itu sendiri.
7). Rasakan adanya benjolan atau massa yang tidak lazim di bawah kulit.
e. Langkah 5
1). Dengan perlahan remas puting susu dan perhatikan terhadap adanya rabas.
2). Jika anda mengeluarkan rabas dari puting susu selama sebulan – yang terjadi ketika anda sedang atau tidak melakukan SADARI, maka segeralah temui dokter anda.
3). Ulangi pemeriksaan pada payudara kanan anda.
f. Langkah 6
1). Langkah 4 dan 5 harus diulangi dalam posisi berbaring.
2). Berbaringlah mendatar terlentang dengan lengan kiri anda di bawah kepala anda dan sebuah bantal atau handuk yang dilipat di bawah bahu kiri anda (posisi ini akan mendatarkan payudara anda dan memudahkan anda untuk memeriksanya).
3). Gunakan gerakan sirkuler yang sama seperti yang diuraikan di atas.
4). Ulangi pada payudara kanan anda (Suddarth & Brunner, 2003)
Ø Mammografi setiap tahun
Mammografi adalah pemeriksaan foto
dengan menggunakan dosis rendah sinar-X pada payudara yang dapat mendeteksi
Kanker Payudara walaupun belum teraba benjolan pada payudara. Gambaran yang
dihasilkan Mammografi (Mammogram) dapat melihat struktur bagian dalam jaringan
payudara dengan jelas
Mammografi biasanya dianjurkan oleh
dokter untuk :
·
Evaluasi
Bila terdapat kelainan pada
payudara, misalnya rasa nyeri pada payudara, terasa benjolan pada payudara atau
pada kelenjar getah bening ketiak, terjadi perubahan warna / bentuk /
konsistensi pada payudara dan keluar cairan yang tidak normal dari puting
payudara, kulit atau puting.
·
Deteksi Dini
Untuk mendeteksi kanker payudara
walaupun tidak ada gejala sebagai bagian dari chek-up rutin
Bila terasa benjolan pada payudara
atau kelainan payudara yang lain, Mammografi membantu Dokter apakah benjolan
tersebut jinak atau ganas dan membantu menentukan lokasi pertumbuhan tumor.
Yang lebih penting, mammografi dapat membantu menentukan terapi yang diperlukan
selanjutnya
Ø Skrinning : Keluarga yang
mempunyai riwayat kanker payudara sebaiknya tidak memakai kontrasepsi hormonal
SKRINING KANKER PAYUDARA (SARARI)
Kanker
payudara (karsinoma payudara) adalah tumor ganas yang tumbuh di jaringan
payudara. Jenis kanker ini sering terjadi pada wanita dan tidak menutup
kemungkinan jika terjadi pada kaum pria, hanya saja kasusnya sangat jarang.
Frekuensi kasus penyakit ini relatif tinggi di negara maju dan merupakan
yang terbanyak diderita dari jenis kanker lainnya. Sedangkan di Indonesia,
kanker payudara menempati peringkat kedua setelah kanker serviks.
Faktor Resiko Terserang Kanker Payudara
Penyebab
kanker payudara belum diketahui secara pasti tetapi ada beberapa faktor resiko
yang memungkinkan seorang wanita terserang penyakit ini, yakni sebagai berikut:
- Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.
- Wanita yang belum pernah hamil dan melahirkan.
- Kehamilan pertama terjadi setelah berumur 30 tahun.
- Mendapat menstruasi pertama pada usia di bawah 12 tahun dan menopause setelah usia 55 tahun.
- Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.
- Obesitas pasca menopause dan pemakaian alkohol.
- Bahan kimia - Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
- Penggunaan DES (dietilstilbestrol). Wanita yang mengonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara.
Perlu
diingat bahwa faktor-faktor yang disebutkan di atas tidaklah selalu dapat
memicu serangan kanker payudara, namun seringkali riwayat hidup seseorang yang
terkena kanker payudara berhubungan dengan faktor-faktor tersebut.
Gejala-Gejala Kanker Payudara
Ada beberapa
gejala kanker payudara yang dapat dilihat. Berikut adalah gejala-gejala yang
dimaksud:
- Adanya benjolan pada payudara yang dapat diraba.
- Perubahan bentuk dan ukuran payudara.
- Adanya luka di sekitar puting susu dan sekitarnya yang sukar sembuh.
- Adanya cairan (darah atau nanah-berwarna kuning sampai kehijauan) yang keluar dari puting susu.
- Perubahan pada puting susu seperti gatal, terasa terbakar, dan tertarik ke dalam (retraksi).
- Adanya kerutan-kerutan (seperti jeruk purut) pada kulit payudara.
- Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.
Segera periksakan payudara Anda ke dokter bila timbul
gejala-gejala yang telah disebutkan agar bisa segera ditangani dengan baik.
Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah
diobati dan bisa disembuhkan jika masih pada stadium awal.
Untuk
mendeteksi secara dini, dapat dilakukan pemeriksaan sendiri pada payudara setiap
5-7 hari setelah masa menstruasi, dengan mammografi (pemeriksaan dengan sinar
X), atau dengan biopsi (mengangkat sedikit jaringan kelenjar susu untuk diagnosis).
Pencegahan Kanker Payudara
Banyak
faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Tetapi, beberapa ahli diet dan
ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup, secara umum bisa
mengurangi angka terjadinya kanker.
Saat ini,
faktor yang terbukti memegang peranan penting dalam proses terjadinya tumor
adalah hormon estrogen. Estrogen merupakan hormon kelamin sekunder yang
berfungsi untuk membentuk dan mematangkan organ kelamin wanita, termasuk
payudara, selama pubertas.
Estrogen
memicu pertumbuhan dan pematangan sel di organ kelamin wanita yang disebut sel duct.
Sel duct ini kemudian akan membelah secara normal. Saat-saat pematangan
sel duct ini merupakan saat yang paling rentan bagi sel tersebut terkena
mutasi.
Jika ada
satu sel yang mengalami mutasi akibat faktor keturunan, radiasi, radikal bebas,
dll, maka sel tersebut dapat membelah secara berlebihan yang seterusnya akan
berkembang menjadi kanker.
Dari sini
dapat disimpulkan bahwa estrogen merupakan salah satu faktor yang bertanggung
jawab terhadap resiko terjadinya kanker payudara. Apa yang dapat dilakukan
masing-masing wanita untuk mencegah timbulnya kanker payudara?
- Lakukan deteksi dini (pemeriksaan sendiri) setiap bulan setelah masa haid dan pemeriksaan klinis (mammografi dan biopsi).
- Hindari mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi.
- Penggunaan obat atau alat kontrasepsi yang mengandung hormon harus atas petunjuk dokter.
- Menyusui bayi selama mungkin (sampai sekitar 2 tahun).
- Banyak mengonsumsi buah dan sayur serta kedelai termasuk produk olahannya.
Kunci untuk
bertahan hidup adalah mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, sebelum ia
memiliki kesempatan untuk menyebar. Pemeriksaan payudara secara pribadi
hendaknya dilakukan dengan teratur setiap bulan, karena seorang wanita harus
waspada dalam mencari sesuatu yang tampak atau terasa mencurigakan pada
payudaranya, seperti adanya pengerasan atau benjolan.
Tidak soal
seberapa kecil hasil penemuannya, ia perlu segera menghubungi dokter. Semakin
dini suatu benjolan didiagnosa, semakin besar kendali yang dimiliki wanita
tersebut terhadap masa depannya.
Skrining
Kanker Serviks Dengan Pap Smear
Potret
kanker leher rahim / serviks di Indonesia
Kanker yang paling sering dijumpai di Indonesia (34,4% perempuan
menderita kanker serviks)
Hampir 70% ditemukan pada stadium lanjut (>stadium IIB) dengan
rata-rata harapan hidup yang rendah
15.000 kasus baru, 8000 kematian
40-45 kasus baru/hari ; 20-25 kematian/hari; wanita meninggal perjam
Jangkauan skrining <5% (±2%), ideal 80%
·
Jumlah
makin meningkat, urutan 1 dari 10 jenis kanker yang banyak ditemukan di
Indonesia
·
50-70%
dalam stadium lanjut
·
Mudah
dideteksi secara dini
Ø Faktor pendukung kanker serviks
·
Menikah
muda
·
Kehamilan
yang sering
·
Merokok
·
Berganti-ganti
pasangan sex
·
Infeksi
menular sex
Ø Setiap wanita berisiko (50-80% wanita
akan terinfeksi oleh HPV sepanjang masa hidupnya)
Ø Mencegah kanker serviks
Pencegahan primer :
ü Edukasi dan promosi
ü Vaksinasi dengan deteksi dini
bersama-sama dapat mengurangi kejadian kanker serviks secara efektif
Pencegahan Sekunder pendeteksi dini kanker serviks:
PAP SMEAR atau
Test Papanicolaou
ü Pemeriksaan contoh sel yang diambil dari lendir leher
rahim
ü Pemeriksaan ini tidak sakit, cepat dan relatif murah
biayanya
ü Sekali setahun bagi wanita yang sudah menikah / sudah
melakukan hubungan sex
Diluar masa haid.
PAP SMEAR
Papanikoloaou test atau pap smear adalah metode screening ginekologi
merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) menggunakan alat yang dinamakan speculum dan dilakukan
oleh bidan ataupun ahli kandungan. Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya HPV
ataupun sel karsinoma penyebab Kanker Leher Rahim. Perempuan yang sudah
melakukan kontak hubungan seksual selama tiga tahun.
Pap
smear atau Pap Test adalah tes spesifik yang digunakan dan ditujukan untuk
mendeteksi dini kanker leher rahim/kanker serviks. Aktivitas seksual merupakan
salah satu predisposisi kanker serviks. Pap smear memang hanya merupakan metoda
skrining yang fungsinya untuk menapis. Walau begitu, pap smear mampu mendeteksi
lebih dari 90 persen kanker leher rahim tahap awal yang masih bisa
disembuhkan.dari kontak seksual pertama kali wajib melakukan pap smear.
Kanker leher rahim pada
stadium awal tidak ada gejala, apalagi lesi prakanker yang sama sekali tidak
bergejala.Perjalanan penyakit ini hingga disebut penyakit dapat diibaratkan
seperti pergerakan siput karena pertumbuhannya yang lambat, membutuhkan waktu
sekitar 10 sampai 20 tahun menuju kanker dan selama masa itu hampir tidak ada
gejala yang ditimbulkan.
PANDUAN
SKRINING KANKER
Panduan skrining kanker ini
disarikan dari ”Cancer Facts and Figures 2009” by American Cancer Society.
Jenis Kanker
|
Populasi
|
Tes atau Prosedur
|
Frekuensi
|
Payudara
|
Wanita
usia 20+ |
Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) |
Sejak usia 20 tahun, wanita diharapkan untuk
melakukan SADARI. Bila ditemukan kelainan, harap segera melakukan konsultasi
dengan dokter.
|
Pemeriksaan Payudara Klinis
(PPK) |
Untuk wanita berusia 20+ dan 30+, PPK sebaiknya
menjadi bagian dari pemeriksaan kesehatan periodik, yang sebaiknya dilakukan
setiap 3 tahun sekali.
Untuk wanita berusia 40+, PPK disarankan menjadi
bagian dari pemeriksaan kesehatan periodik setiap tahunnya.
|
||
Mamografi
|
Mulailah melakukan mamografi pada usia 40 tahun.
Pemeriksaan payudara secara klinis sebaiknya dilakukan sebelum mamografi.
|
||
Kolorektal*
|
Pria dan Wanita
usia 50+ |
Guaiac Fecal occult blood test (gFOBT) dengan sensitivitas minimum 50%
untuk kanker, atau Fecal Immunochemical Test (FIT) dengan sensitivitas
minimum 50% untuk kanker, atau
|
‘gFOBT’ dan FIT bertujuan untuk mencari darah di
feses, mengindikasikan adanya kanker atau polip besar yang mulai berdarah.
Setiap tahun, dimulai pada usia 50
|
Stool DNA Test
|
Bertujuan untuk mengamati DNA sel yang terlepas
melalui feses untuk melihat apakah ada tanda DNA kanker.
Frekuensi belum pasti, dimulai pada usia 50
|
||
FOBT$ dan flexible sigmoidoscopy#,
atau
|
FOBT setiap tahun dan flexible sigmoidoscopy setiap
5 tahun, dimulai pada usia 50
|
||
Double-contrast barium enema (DCBE), atau
|
Setiap lima tahun, dimulai pada usia 50
|
||
Kolonoskopi, atau
|
Setiap 10 tahun, dimulai pada usia 50
|
||
CT Colonography
|
Setiap 5 tahun, dimulai pada usia 50
|
||
Prostat
|
Pria
usia 50+ |
Digital Rectal Examination (DRE) dan Prostate-Specific
Antigen test (PSA)
|
Setiap tahun, dimulai pada usia 50 bagi pria yang
memiliki resiko rata-rata dan yang memiliki harapan hidup setidaknya 10
tahun.
|
Serviks
|
Wanita
usia 28+ |
Tes Pap Smear
|
Dimulai 3 tahun sejak pertama kali berhubungan
intim, tetapi tidak lebih dari usia 21 tahun. Skrining dilakukan dengan
Tes Pap Smear setiap tahun.
Pada atau setelah usia 30 tahun, wanita dengan hasil
tes Pap normal secara berturutan selama 3 tahun, dapat melakukan skrining
setiap 2 atau 3 tahun dengan test Pap Smear saja, atau setiap 3 tahun yang
dibarengi dengan test HPV DNA.
Wanita berusia 70 tahun atau lebih yang memiliki
tiga atau lebih hasil tes Pap normal atau tidak ditemukan kelainan selama 10
tahun terakhir, atau wanita yang telah diangkat rahimnya secara total dapat
memilih untuk tidak melakukan skrining.
|
Endometrial
|
Wanita,
usia menopause |
Wanita pada usia menopause hendaknya menyadari
resiko dan gejala kanker endometrium dan disarankan untuk melakukan
konsultasi dengan dokter bila menemukan adanya perdarahan atau noda darah
abnormal.
|
|
* amat disarankan terutama pada individu yang
memiliki riwayat pribadi atau keluarga terkena kanker kolon atau adenoma atau
penyakit radang usus
|
|||
$ Tidak ada justifikasi untuk melakukan pengulangan
FOBT bila hasilnya positif.
|
|||
# Flexible sigmoidoscopy, bersamaan dengan FOBT, lebih
disarankan, dibandingkan dengan FOBT atau flexible sigmoidoscopy sendiri.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar